Ari Rohmawati
Pengarang : Jane Austen
Penerbit : Qanita, PT Mizan
Pustaka
Tahun : 2015
Jumlah
Halaman : 620 hlm
Tebal
Halaman : 20, 5 cm
Kurang
lebih dua ratus halaman pertama pada novel ini hanyalah sebuah
deskripsi-deskripsi dengan alur yang sangat datar. Pembaca yang tidak setia
pasti akan merasa membuang waktu sia-sia membacanya. Namun, pada lembar-lembar
berikutnya, Jane Austen seperti memberikan jiwa pada setiap narasinya.
Imajinasi pembaca akan diperkenalkan dengan sikap Edmun yang lembut, sopan, dan
kesatria; diperkenalkan dengan Fanny yang rapuh, penurut, dan tumbuh menjadi
wanita cantik nan lembut, serta Henry seorang bangsawan kaya yang gigih
menaklukkan hati Fanny. Daya pesona novel ini pun bisa dirasakan pembaca ketika
Austen memaparkan narasinya yang seperlunya tanpa deskripsi panjang berupa
detail-detail penjelasan yang tidak perlu. Kemudian penyelesaian konflik pada
novel ini pun sangat mengejutkan membuat para pembaca yang terlanjur jatuh
cinta kepada Henry sangat kecewa. Henry yang pada awalnya merasa tertantang
untuk menaklukkan hati Fanny tiba-tiba jatuh kepada perangkapnya sendiri. Dia
jatuh hati kepada Fanny. Henry dengan segala pesonanya berusaha mengambil hati
Fanny dan keluarganya dengan sikapnya yang sangat terhormat. Sampai akhirnya
sebuah skandal besar terjadi antara Henry dan Maria, adik perempuan Edmun. Pada
bagian cerita inilah, pembaca seperti benar-benar dihempaskan pada kekecewaan
yang sangat mendalam terhadap tokoh Henry. Austen telah berhasil menyihir
pembaca dengan kehormatan dan kesantunan Henry dalam memperjuangkan cintanya
serta sikap membaranya mendapatkan cinta Fanny tetapi sikapnya yang tertatang
untuk mendapatkan Maria seorang wanita yang telah bersuami membuatnya terbakar
atas permainannya sendiri. Cinta Maria kepada Henry ternyata sangat besar lebih
dari dugaannya, sedangkan Henry yang sedang dalam masa menunggu Fanny merasa
telah dibangkitkan rasa percaya dirinya dalam menaklukkan wanita. Tokoh Edmun
sendiri dalam novel ini sangatlah konsisten. Sebagai seorang pria bangsawan,
tokoh Edmun memiliki sifat yang bijak, lembut, tetapi terkadang tidak tegas
atas perasaannya. Karakter yang sangat bertolak belakang dengan Henry.
Kareakter ini membuat pembaca merasa “gregetan” atas sikap plin-plannya.
Austen
berhasil menghadirkan sebuah cerita yang sangat sopan. Austen membebaskan
pembaca melanjutkan dan menafsirkan beberapa kejadian besar serta skandal yang
terjadi. Bahasanya begitu santun dapat dipahami dari berbagai kalangan,
generasi, dan lintas budaya. Mansfield Park juga menyuguhkan betapa bertolak
belakangnya kehidupan antara kaum bangsawan dengan keluarga dari golongan
rendahan. Perbedaan itu meliputi gaya hidup, cara berpendapat, etika antar
anggota keluarga, rutinitas keseharian, hingga topik pembicaraan sehari-hari.
Mansfield
Park juga memberitahukan bahwa ada perlakuan yang berbeda antara golongan
bangsawan dengan keluarga rendahan. Austen menggambarkan sikap saudara-saudara
perempuan Edmun serta Bibi Norris yang menganggap rendah Fanny yang berasal
dari keluarga miskin. Fanny yang sebenarnya cerdas hanya terlihat sebagai gadis
rapuh, pemalu, dan pendiam karena selalu berada pada posisi tidak pantas ikut
serta. Akhirnya, Mansfield Park memang layak menjadi referensi bagi para
penulis roman pemula yang ingin tetap sopan dan menghadirkan berbagai kisah
cinta dalam karyanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar